Tulisan Anakku

Saya akan mencoba menganalisa kemampuan menulis anak saya. Pengalaman saya menunjukkan bahwa menulis adalah hal yang tidak mudah. Mungkinkan kegiatan menulis itu menjadi suatu hal yang mudah bagi sang anak? Apa yang dapat kita lakukan selaku guru atau orang tua untuk mendorong mereka terbiasa menulis?

My Photo
Name:
Location: Parktown, Johannesburg, South Africa

I am a lecturer at Mathematics Department in UNESA. I graduated from the University of Queensland, doing research about using the Internet for teacher professional development and for mathematics teaching. Now, I am doing my posrdoctoral program at University of the Witwatersrand South Africa. I love teachers and I love teaching. I am very keen to work closely with many teachers and I hope very much to do invaluable things for teachers. Through this website, I will share ideas in two languages: English or Indonesia

Thursday, April 20, 2006

Pertunjukkan badut (Tulisan Bag. 13)

Sepertinya digambarkan dalam tulisannya bahwa dia menonton pertunjukkan yang sangat lucu di sekolahnya, yaitu presenter bersama badut-badutnya. Saya ingat dia bercerita tentang hal tersebut tahun lalu. Inilah cara para pendidik mengajarkan pada anak apa yang benar dilakukan dan apa yang salah. Apa konsekswensi melakukan yang benar dan yang salah. Penyampaiannya dengan suasana yang amat menyenangkan bagi si anak.

Mari kita berfikir! Kita para orang tua sering marah pada anak ketika mereka melakukan kesalahan berdasarkan versi kita. Marahnya lebih sering dikedepankan dari pada penjelasannya. Sedangkan di sekolah Fika, ditekankan bagaimana kita mengajak anak memahami aturan2 dan dengan jiwanya yang masih murni, aturan2 tsb ternyata mudah dicernanya. Aturan yang diberikanpun tidak berupa dogma atau apalah namanya. Tetapi mereka diajak berfikir mengapa kita tdk boleh melakukan hal yang bisa mencelakakan orang lain , misalnya.

Cuman ada yang juga yang sedikit problematik buat saya karena sering pertentangan budaya. Misalnya anak dilarang berbagi makanan. Ini aturan ketat karena konsekwensi di sini sangat berat jika makan makanan orang lain dan tidak cocok, misal alergi. Atau untuk kasus Fika, makan babi haram misalnya. Namun untuk budaya keluarga kami, itu artinya ngajarin orang pelit.
Anak tetangga saya pernah makan makanan ice cream, kue dll, dan sama sekali tidak memberikan pada anak saya. Ayahnya sempat sakit ngomel karena anak saya selalu membagi makanannya pada mereka sedangkan mereka tidak seperti itu. Saya kemudian bertanya pada anak tetangga, ternyata alasannya karena di sekolah orang dilarang berbagi makanan. Tapi tetap lucu, karena setiap diberi makanan oleh anak saya, mereka menyantapnya dengan lahap. Posted by Picasa

0 Comments:

Post a Comment

<< Home